Sign by Danasoft - Get Your Free Sign

Buruan like Universitas Pekalongan di facebook mu !!
Menu Bahasa

Rabu, 27 Oktober 2010

UNIKAL berduka atas meletusnya gunung merapi 2010

Kabar yang sebelumnya menyebutkan bahwa Mbah Marijan selamat, Rabu (27/10) pagi ini diragukan kebenarannya. Juru kunci Merapi itu diduga meninggal.

Bahkan reporter TVOne melaporkan bahwa dugaan Mbah Marijan ikut menjadi korban awan panas Gunung Merapi kian kuat. “Kami memperoleh informasi bahwa Mbah Marijan meninggal kian kuat. Ini didasarkan pada struktur wajah dan baju batik yang dikenakan salah satu jenazah yang ditemukan di rumah Mbah Marijan,” kata reporter TVOne.

Terlebih lagi, lanjut saksi mata itu, jenazah yang diduga Mbah Marijan itu ditemukan di kamar Mbah Marijan dalam keadaan bersujud.

Letusan dahsyat Gunung Merapi, Selasa (26/10) meninggalkan luka, sebanyak 29 warga di lereng gunung tersebut meninggal. Jumlah korban bisa bertambah karena masih ada pasien luka bakar akibat sengatan awan panas masih kritis.

Mbah Maridjan atau Penewu Suraksohargo (83) diduga kuat termasuk dalam barisan 29 korban. Bukti-bukti seperti kain sarung motif kotak, baju batik, serta peci, serta ciri-ciri fisik berupa dua ibu jari bengkok, sudah bisa dijadikan bukti juru kunci gunung tersebut ikut ditelan awan panas.

“Jika hanya mendasarkan pada bukti-bukti sekunder, ahlinya bisa dibilang tidak ilmiah. DNA korban harus deliti untuk memastikan,” kata Kepala Hukum dan Humas RSUP Dr. Sardjito, Rabu (27/10).

Berdasarkan data tim forensik 29 korban meninggal. Rinciannya 25 korban meninggal di lokasi, tiga meninggal di rumah sakit RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, satu meninggal di RS Panti Nugroho, Sleman. Terdapat 10 korban luka dirawat di RSUP Dr.Sardjito, luka bakar antara 26 – 80 persen.

Korban meninggal terdapat anggota Palang Merah Indonesia (PMI) Bantul dr. Tutur Priyanto dan wartawan VivaNews, Yuniawan. Dua korban telah terindetifikasi dan diambil jasadnya oleh keluarganya. Sedang 27 korban lainnya, yang teridentifikasi sebanyak 15 orang. Lainnya termasuk jasad yang diduga Mbah Maridjan dinyatakan belum teridentifikasi. Walaupun namanya belum diumumkan, Mbah Maridjan dikabarkan akan dikuburkan di kampungnya, Kinahrejo, Kamis (28/10) pukul 10.00 WIB.

Anggota Tim Forensik Kompol drg Agung Hadiwijanarko menyatakan jasad yang belum teridentifikasi akan terus diidentifikasi dengan mendengarkan keterangan keluarga (bukti sekunder) yang merasa kehilangan anggota dan tes DNA. “Identitas dinyatakan cocok bila ada kelengkapan data data primer dan dua data sekunder,” ujar dia.

Dari 28 korban di RSUP Dr. Sardjito, sebanyak 17 korban tercatat warga Kinahrejo, sebagian kerabat Mbah Maridjan, sebagian lainnya tetangga dekat. Sebanyak sembilan orang ditemukan di rumah dan sekitar rumah Mbah Maridjan.

Bupati Sleman Sri Purnomo menyangkal bahwa aparat pemerintahannya lalai, tidak menyosialisasikan bahaya Gunung Merapi, sehingga banyaknya korban meninggal .

Menurut dia, aparat pemda telah menjalankan prosedur sesuai petunjuk Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK). Ketika Merapi dalam status “Awas”, 19 ribu warga langsung diungsikan dari kawasan rawan bencana III. Dia mengaku ada yang tidak menaati perintah untuk mengungsi akibatnya dibakar oleh awan panas.

Tim SAR masih diterjunkan ke dua daerah yang diduga rawan korban, terutama di Kinahrejo dan Turgo. Selama seharian mereka tidak menemukan korban baru, selain 29 korban yang telah meninggal. Namun, pencarian belum dihentikan.

0 komentar:

Posting Komentar

 
| Home | Sawahjoho | Matrix | Unikal | Majollcraft | Sex dan Kesehatan | Privacy Policy |
Iklan oleh google